Postingan

Manisnya Hawa Nafsu itu Pahit

     Salah seorang ulama di Indonesia pernah berpesan pada Imam Nawawi, beliau menyampaikan kalimat yang cukup menggetarkan hati. Lebih kurang begini ucapnya,  “Semakin bertambah jumlah manusia sampai saat ini, tak sedikit yang terjerumus pada perilaku munkar, melanggar aturan Tuhan dengan sengaja tanpa ada rasa bersalah yang begitu berarti, sehingga berulang kali melakukan dosa yang mereka anggap biasa. Hal tersebut bisa disederhanakan bahwa mereka.. memandang hal yang jelas haram sebagai hal yang harum. Pada akhirnya, manusia semakin terjebak lebih dalam, sehingga tidak mudah baginya untuk kembali ke jalan sesuai aturan Tuhan.”      Melakukan hal yang haram, merupakan salah satu hal nyata dari unggulnya rasa hawa nafsu yang ada di dalam hati dibanding iman yang belum berarti bagi seorang manusia. Padahal, hati merupakan anggota tubuh yang sangat menentukan gerak langkah raga dan jiwa. Hal ini diperkuat dengan ucapan Rasulullah saw. yang mengingatkan bahwa, “ ingatlah kamu, di dalam

Paradigma dan Nilai Dalam Kisah Burung Canada

John C. Maxwell dalam Your Roadmap for Success menuturkan kisah tentang seekor burung Canada yang agak repot jika harus migrasi ke selatan untuk menghadapi musim dingin. Kepada diri sendiri dia berkata, "Aku pasti bisa menghadapi musim dingin, toh banyak hewan lain mampu melewatinya. Jadi, mengapa aku harus pindah?" Akibatnya, manakala burung-burung lainnya berbondong-bondong terbang menuju Amerika Selatan yang hangat, dia tetap tinggal dalam dekapan musim dingin yang semakin menusuk. Menjelang akhir November, si burung Canada mulai menyesal sebab udara dingin semakin menusuk-nusuk tubuhnya. Tidak pernah dia merasakan kedinginan seperti itu. Tidak hanya itu, dalam kondisi seperti itu dia pun tidak berhasil menemukan makanan. Akhirnya dia sadar bahwa kalau tidak segera pergi dari sana, dia tidak akan bisa bertahan. Maka dia pun mulai terbang sendirian ke arah selatan. Setelah beberapa lama terbang, turunlah hujan. Tetesan air hujan di musim dingin itu pun mengenai sek

The Power of Habit

Suatu hari, di pasar Cikociko, Bandung, terjadi kebakaran yang menghanguskan sebagian bangunan pasar, mulai dari ruko hingga kios-kios pasar. Ketika semua pedagang sudah dievakuasi, tinggallah seorang ibu dengan bayinya di lantai 1 sebuah ruko. Padahal lantai dasar bangunan tersebut sedang dilahap api dan sulit ditembus oleh tim pemadam kebakaran. Sambil berdiri di pinggir teras pintu lantai 1 rukonya yang bertingkat, ibu itu berteriak sambil menggendong bayinya. Dengan begitu ia berharap akan ada yang membantunya untuk menyelamatkan sang bayi dan dirinya sendiri. Kepala tim pemadam kebakaran yang datang bersama regunya meminta agar si ibu bersama bayinya turun dengan tangga darurat yang tersedia di mobil dinas kebakaran tersebut. Sayang, sang ibu tidak tersedia. Lalu tim pemadam kebakaran memasang jaring yang kuat agar si ibu melompat saja bersama bayinya. Tawaran ini pun disambut sang ibu dengan gelengan kepala. Alternatif terakhir pun diberikan, yakni tim pemadam kebakaran memi

Urgensi Berbagi

Sepasang suami istri yang berusia lanjut, suatu kali mengunjungi kantor pusat untuk bernostalgia tentang suka duka ketika mereka masih aktif bekerja dahulu. kesempatan bernostalgia ini rupanya dimanfaatkan mereka untuk menikmati sop buntut yang tersohor di kantin, dalam kantor pusat tersebut. kebetulan, ketika itu jam makan siang sehingga banyak pegawai yang santap siang disana. suami istri ini lalu masuk antrean untuk memesan sop buntut. mereka memesan satu porsi sop buntut serta sebuah piring kosong dan mangkuk. semua yang melihat mereka heran. sepasang suami istri ini hanya memesan satu porsi. bahkan, beberapa pegawai lain iba melihat betapa menderitanya nasib pensiunan ini sehingga untuk makan siang di kantin saja hanya memesan satu porsi. sang suami lalu membagi nasi menjadi dua bagian, demikian pula sop buntutnya. satu bagian untuk dirinya dan bagian lain diserahkan kepada istrinya. mulailah mereka makan. namun, yang makan adalah suami dulu, sementara sang istri dengan terse

Cara Mendidik sang Ayah

Gambar
Oh Ayah... Aku sudah capek! Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran, "Oh Ayah, Ayah" kata sang anak "Ada apa?” tanya sang ayah "Aku capek, sangat capek, aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek, aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek. Aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! aku capek, sangat capek. Aku capek karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung, aku ingin jajan terus! Aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati. Aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku. Aku capek ayah, aku capek menahan diri, ak